Friday, February 6, 2009

Tugas Kita

Bagaimana Menyentuh Hati - Abbas As-Siisiy

Dalam memberikan arahan(taujih) tentang tugas dakwah, Imam Syahid Hasan Al-Banna memberikan perumpamaan dengan perkataannya, "Di setiap kota terdapat pusat janaan tenaga eletrik. Para pegawai memasang instalasinya di seluruh penjuru kota, memasang tiang dan kabel, setelah itu aliran elektrik masuk ke kilang-kilang, rumah-rumah, dan tempat-tempat lain. Jika aliran elektrik tersebut kita matikan dari pusat janaannya, nescaya seluruh penjuru kota akan gelap gelita. Padahal saat itu tenaga elektrik ada dan tersimpan di pusat janaan eletrik, hanya saja tenaga elektrik yang ada itu tidak dimanfaatkan."

Demikianlah, Allah S.W.T telah menurunkan Al-Qur'an Al-Karim kepada kita, dan dialah sebesar-besar energi dalam kehidupan ini. Allah S.W.T berfirman,

"Sesungguhnya telah datang kepada kalian cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan mereka dari gelap gelita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus." (Al-Maidah: 15-16)

Begitu pula dengan Al-Qur'an Al-Karim, ia adalah pusat janaan "tenaga" bagi kaum muslimin, tetapi sumber kekuatan itu kini dicampakkan oleh kaum muslimin sendiri, sehingga hati mereka menjadi gelap dan panduan kehidupan pun menjadi rosak.


Tugas kita sebagai da'i adalah seperti tugas para pegawai elektrik, mengalirkan kekuatan ini dari sumbernya ke setiap hati orang-orang muslim agar senantiasa bersinar dan menerangi sekelilingnya. Allah S.W.T berfirman,

"Dan apakah orang yang sudah mati, kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan keadaan orang yang berada dalam gelap gelita yang sekali-kali tidak dapat keluar darinya?" (Al-An'am: 122)


Tatkala anda ingin memikat hati mad'u, anda harus ingat bahawa anda adalah seorang da'i, bukan seorang ulama atau fuqaha. Tatkala anda berdakwah, anda harus ingat bahawa anda sedang memberikan hadiah kepada orang lain, maka anda harus mempertimbangkan hadiah apa yang kiranya sesuai dan bagaimana cara memberikannya.---

Justeru itu sahabat-sahabat sekalian, kita dapat lihat bahawa sesungguhnya dakwah itu indah dan nikmat bagi orang-orang yang melakukannya. Analogi yang diberikan oleh As-Syahid Hasan al-Banna di atas cukup simple tetapi mempunyai makna yang sangat akbar. Sesungguhnya kekuatan kurniaan Allah kepada kita akan menjadi lebih hebat bila ia dijana daripada pusat janaan tenaga Al-Quran Al-Karim. Wallahu Ta'ala A'lam...